Jumat, 09 April 2021

Filipi 4:13

Dukamu, duka kita, duka mereka tak sama. Sebab Tuhan begitu ajaib mengajarkan tiap orang melalui berbagai cara yang unik. Masalahmu masalah kita, ceritaku cerita kita tak sama. Sebab Tuhan begitu adil memberikan beban yang berbeda ditiap pundak. Pundakmu yang lebih tangguh diberi lebih, pundakku yang lebih mungil diberi yang lain. Itu bukan berarti masalahmu lebih besar, itu bukan berarti masalahku tak seberapa. Karena itu kadangkala lidah begitu gampang berkata tanpa merasa. Sebab kita hanya insan, yang menjadikan cerita hidup kita takaran bagi masalah orang lain. Sementara tiap orang punya bebannya masing-masing, dari aspek yang berbeda. Setiap orang juga punya kekuatan yang berbeda. Membandingkan hidup kita kadang kala akan membuat orang lain merasa makin kecewa. Kirimkan ayat penyemangat Filipi 4:13. Selamat berjuang teman, masalah kita berbeda, kekuatan kita berbeda. Tapi Tuhan adalah sama yang memberikan kekuatan bagi kita semua.

Selasa, 21 Januari 2020

Malam

sedang di galaksi mana? jadilah jawaban untuk pertanyaan yang sama yg tak kunjung dihadiahi jawab..

( #puisimalam #menulisajadulu #sajakamatir  )



- Gambar diedit diadopsi dari Google -

Minggu, 22 Desember 2019

Perempuan yang tangguh


Silahkan remehkan wajah lembut dan rambut indahnya
Sekilas ia terlihat seperti perempuan biasa
Yang lemah tak berdaya tapi ia perkasa.
Di tapak kakinya tak kau temukan goresan bukan berarti, 
dia tak kenal duka. Dulu tiap hari ia sendiri 
Mengupayakan tanah gersang untuk menghidupi benih bayi
Dalam kandungannya. Ia terseyum walau mentari
Menertawakannnya. Bebatuan di tanah gusuran itu jadi saksi
Setiap pagi hingga sore ia mengumpulkan pasir dan bebatuan
Untuk ditukarkan dengan uang demi sesuap nasi

Tiap pagi ia berjalan kaki menjunjung air 
Membawa kandungannya menyusuri jalanan kerontang
Beberapa kali ia bangun di tengah malam mengusir ular 
Yang menyusup kamar kecil miliknya. Ia adalah laki-laki
Seketika jika dibutuhkan ia akan menjadi laki-laki 

Tahun demi tahun berlalu, ia melahirkan anaknya dengan penuh perjuangan 
Demi anaknya ia terus bekerja dengan segala daya 
Ia tak pandai berhutang pada siapapun walau ia miskin
Hingga anaknya besar ia tak pernah berbicara keluhan

Perempuan tangguh dialah ibuku yang selalu sabar
Saat ayah kembali dari perantauan dengan gaji tak seberapa
Ia sabar. Saat Ayah terus menggerutu di tengah kemelut keuangan
Ia sabar. Ia adalah ibu yang membesarkan kami dengan kasih sayang 
Ia mengambil peran Ayah menjadi imam mengajarkan kami agama dan cinta, 
Ia tulang punggung keluarga yang mengganti peran ayah yang 
Tak kunjung bekerja karena usia.
Ia perempuan sederhana dengan tubuh kurus kering tinggal tulang
Tapi dia tangguh. Perempuan pengumpul batu, buruh dan pekerja rumah tangga
Yang berhasil mendidikku dan adik-adik hingga kini aku wisuda sarjana

Jangan remehkan tubuhnya. 
Di usia tuanya dia jauh lebih tangguh darimu, Anak muda.
Dan kini, ketangguhannya telah membawanya berhasil menyelesaikan semua pertandingannya yang amat sengit, dan menutup kisahnya dengan cerita yang penuh ketangguhan. 
Kini di tempat yang Tuhan sediakan.

Selamat hari ibu. -) mengenang Ibu yang tangguh

Rabu, 15 Mei 2019

Memaknai Hidup




Kutahu setiap orang yang  hidup di dunia ini pasti punya persoalan dan masalah hidup juga keadaan hidup yang berbeda -  beda.  Tak bisa kita katakan si A jauh lebih nikmat hidupnya dan lebih ringan masalahnya dari kita.  Sebab masalah itu  takarannya relatif tergantung perspektif dan kemampuan kita.  

Kali ini aku mau bercerita tentang sepenggal kisah hidupku. Sejak kecil bagiku aku selalu menjalani hidup yg tidak mudah dibanding teman-teman dan orang orang lain di sekitarku.  Untuk memperoleh hal baik yang kuinginkan aku harus berjuang dua tiga kali lebih keras dari semua teman dan orang sekitarku. Aku dengan sifat kanak-kanakku sering kali iri pada teman temanku. 

Aku lahir di tengah keluarga yang sederhana,  ayahku seorang buruh dan ibuku juga memaksakan diri untuk jadi karyawan pabrik yang pekerjaan nya hampir seperti pekerjaan laki-laki. Aku memiliki 3 orang adik dan aku terlahir sebagai anak pertama di keluarga.  Awalnya aku tak pernah terfikir bahwa ternyata jadi anak pertama itu tidak mudah.

Hari demi hari sejak kecil aku tak berharap banyak, makan seadanya,  bahkan untuk sekolah aku sudah sangat bersyukur bisa selesai sampai SMA. Sepanjang sekolah memang tidak mudah kulalui, perjuangan berjalan kaki pulang pergi dan kerja keras menyelesaikan tugas-tugas karena keterbatasan media di rumah dan banyak hal sederhana yang jadi lebih sukar karna keadaan membatasi gerak langkah. 

Aku akhirnya lulus SMA.  Aku memutuskan untuk kuliah keluar dari kotaku merantau karena kesadaran ku akan pentingnya ilmu pengetahuan untuk bekal dan investasi masa depan.  Setelah perdebatan yang cukup sengit dengan ayah, akhirnya aku diizinkan keluar.  Ibu adalah sosok paling gigih memperjuangkan keinginanku untuk menuntut ilmu di universitas yang terakreditas baik itu sesuai dengan jurusan pilihanku.

Awalnya kufikir semua akan aman aman saja,  namun ternyata aku harus menahan hidup pas pasan sekali sebagai anak kos demi meminimalkan pengeluaran ku, sebab setiap kali aku mengadu kehabisan dana,  ayah selalu menggerutu menyalahkan ku sedangkan ibu sibuk membujuk ayah agar mau mengirimkan aku biaya hidup.  

Setelah 4 tahun aku bersyukur bisa selesai dan akan segera wisuda tepat 4 tahun,  tanpa pernah tahu bahwa ternyata selama empat tahun ibu menanggung beban fikiran yang berat,  akhirnya ia jatuh sakit.  Di hari wisuda ku dia menolak untuk hadir dan menyuruh ayah untuk hadir sendiri dengan alasan dana.  Aku memang kesulitan dana saat itu,  tapi sudah kutabung uang demi membawa ibu terbang ke kota tempat kuliahku. Ibu malah meminta ku menabung nya untuk keperluan. Setiap kali kubujuk ia menangis hingga akhirnya aku menyerah. Kata ibu,  ayah yang paling perlu melihat wisuda ku,  sebab ayah tak pernah tau perjuangan ku selama kuliah dan ayah yg paling tidak peduli dengan kuliahku,  pemikiran ayah masih primitif, menganggap uang yg paling penting pendidikan itu tidak begitu perlu.  Yg paling perlu menurut ayah adalah kerja secepatnya dan kumpulan uang. Aku ikhlas.  Akhirnya aku wisuda di bulan agustus 2017 tanpa ibu. 

Walaupun rindu aku memutuskan untuk tidak kembali ke kota kelahiran karena komitmen pelayanan di kampus selama setahun sampai bulan  desember.  Aku bercerita ke ibu dan dia tidak masalah. Selama 4 bulan sejak Wisuda aku krisis berat aku berjanji tak minta uang sepeser pun ke orang tua.  Aku hidup nomaden dari kos ke kos menumpang sampai ada teman berbaik hati mengizinkanku tinggal gratis sementara sampai gaji ku cukup membayar uang rumah.  Bahkan aku makan gratis selama bulan pertama ditempat itu.  Sebab sebelum diterima di Bimbel dan privat tempat kerja ku aku sudah berhutang cukup banyak dengan teman teman. 
Akhirnya Desember tiba,  aku memutuskan untuk libur kerja dan tidak bisa berjanji akan kembali,  aku pulang ke Batam dan merayakan natal di Batam.  Berharap juga dapat pekerjaan disana.  Aku sudah rindu sekali dengan ibu.  Sejak satu tahun bahkan setelah wisuda aku tak dilihatnya. 

"Aku pulang ibu", senyum ku yang lebar berubah kejut melihat kurus kering ibu dan airmata yg terjatuh seketika di pipinya begitu melihat ku datang. Tak ku sangka ibu sekurus itu, seperti orang penyakitan dalam hatiku. Tapi segera kuperbaiki raut mukaku.  Kupeluk ibu. 

Kami merayakan natal bersama dengan sukacita dan tahun baru 2018. Sampai akhirnya ku tau ternyata selama ini ibu yg sudah menopause pendarahan lagi setiap hari tanpa henti.  Setengah mati kubujuk ibu supaya mau berobat dia menolak katanya mau kerja.  Setelah menangis akhirnya ibu mau,  serangkaian pemeriksaan dilakukan.  Sampai pada hari itu dokter bilang kalo ibu terkena kanker serviks dan harus di rujuk ke medan, tempatku dulu kuliah. Tak tau lagi gimana perasaan kami saat itu.  

Setelah diskusi akhirnya ibu bersedia meninggalkan anaknya yg lain demi berobat.  Aku memutuskan untuk menemani ibu selama berobat.  Kami terbang dan berobat.  Tak kusangka sesakit ini yg dirasakan ibu,  ia menjalani radiasi, kemoterapi tapi tak jua berhasil,  sampai akhirnya ususnya menyempit dan harus dioperasi.  Ibu sempat mengalami koma beberapa jam,  hingga aku ketakutan, tapi Tuhan masih izinkan ibu hidup. Setelah diketahui bahwa usus ibu bermasalah akhirnya ibu rela memakai kantong kolostomi dan usus ya di keluarkan supaya bisa bab lewat usus.  Tidak lewat anus lagi.  

Aku setia menjaga ibu memberinya jus dan semua asupan yg ia perlukan sepanjang satu tahun,  tak peduli omongan orang yang mengatakan aku akan sulit dapat pekerjaan, aku seharusnya bekerja dan bapak yg harus menjaga ibu,  bla bla bla. Sampai akhirnya ada info cpns,  ibu dan keluarga di medan mendorong ku keras untuk mencoba nya.

Akhirnya aku berdoa pada Tuhan.  Di doaku ku ingin Tuhan jadikan yg terbaik, aku tidak minta diluluskan aku hanya minta Tuhan beri yg terbaik, "jika ibu masih sakit dan aku lebih baik menjaga ibu,  maka jangan luluskan  aku Tuhan",  "jika ibu akan membaik dan aku akan diperlukan untuk membiayai adik adikku maka luluskan aku Tuhan". 

Ternyata aku lulus. Dan aku ditempatkan di sebuah kota di tanjungpinang, satu jam perjalanan dengan kapal dari Batam. Ku tinggalkan ibu dengan penuh harap pada Tuhan.  Lalu ibu dijaga oleh ayah. 

Skrg ayah tidak bekerja lagi, aku satu satu nya tulang punggung keluarga, adikku 2 orang kuliah satu di bangku sma.  Dan perjuangan belum usai.  Aku disibukkan dengan pekerjaan, sementara keadaan ibu hari hari memburuk. Ibu dan ayah selalu berdebat, ayah tak juga mengerti ibu.  Tak bisa menyembunyikan khawatir nya dan mengeluhkan  semua hal ke ibu termasuk keuangan.  Skrg ibu kritis, tak bisa jalan kemana mana,  bab dengan kantong di kamar,  buang air kecil di kamar,  kakinya bengkak kiri kanan,  setiap jam kesakitan tak tertahan kan hingga ke kepala,  keringat dingin setiap malam,  tak nafsu makan dan sangat lemas..  

Dokter bilang ibu harus disinar lagi,  ibu tidak mau, kata ibu sakit sekali dan dia sudah lemas sekali.  Dia juga takut efeknya yang bahaya sekali.  Ia  teringat usus ya yg menyempatkan karena sinar hingga akhirnya ia harus bab dengan usus dan kantong skrg.  

Aku sering bertanya kenapa Tuhan?  Aku tak masalah lahir di keluarga yg sederhana bahkan miskin,  itu mengajariku banyak hal.  Tapi ketika sakit datang aku sering lemah kenapa tuhan aku harus sesulit ini menjalani kehidupan? 

Tapi kali ini aku mau bilang, bahwa sekalipun aku tak paham maksud Tuhan,  aku tau Tuhan punya maksud baik atas segala sesuatu dan ia akan menolong ku dan keluarga melewati semua ini.  Seperti tahun tahun sebelumnya, semua berakhir indah. 

Dalam waktu dekat aku akan membawa adikku semuanya bertemu ibu, supaya ia sempat melihat ibu dalam keadaan sadar. Tapi sampai sekarang aku masih berharap kepada TUHAN, sebab sepanjang hidupku  aku masih bisa berharap padaNya. Tak ada yg mustahil bagi Tuhan. Tapi apapun yg terjadi aku berdoa semoga tuhan menguatkan aku dan keluarga. 

Sekarang aku memaknai hidup dengan cara yg berbeda. Sesekali memang aku jatuh, tapi aku kembali segera pada Nya, dan doa-doa serta keyakinan akan kuasaNya selalu membuatku lebih tenang.

Setiap pergumulan hidup dan perjalanan hidup bersama TUHAN sedikit demi sedikit mendewasakan aku,  dan mengubah caraku memaknai hidup. 

Ini ceritaku. Mana ceritamu?

Senin, 15 Oktober 2018

Ujung jalan yang tersembunyi

Jo kau pasti tau dulu aku sangat mencintai jalan, seperti aku sangat mencintaimu.
Aku bisa menikmati segala kenangan dan menghayalkan segala impian di sepanjang jalan.

Kali ini, aku amat benci dengan jalan Jo.
Benar kata orang cinta juga bisa jadi benci.
Seperti kau yang sekarang sudah benci
Aku benci jalanan. Terutama jalanan yang lurus.
Aku tidak pernah tau di mana ujung nya
Rasanya bosan dan lelah mengejarnya.
Sama seperti mengejarmu Jo.
Mengejar orang yang berlari untuk orang lain itu lelah ya Jo..
Sayangnya kau tak pernah lelah mengejar dia.
Yah mungkin karena kau lelaki lebih gagah
Jalanan ini juga gagah Jo, kakinya panjang sekali sedangkan kakiku kecil tak mau besar.
Sementara masalah ini selalu besar tak mau kecil.
Sepanjang perjalanan ku gendong-gendong
Makanya aku jadi semakin kerdil.

Hidupku tahun ini sama seperti jalanan ibukota Jo.
Datar sekali, berat dan penat sekali
Apalagi dua orang yang paling kucintai
Terancam pergi dari hidupku, Jo
Setelah kau, aku tak ingin kehilangan ibu.
Ya, sakit ibu parah sekali dokter juga angkat tangan
Tinggal tunggu keajaiban.
Jadi jalan jalan kami sakit sekali Jo.
Di ujungnya menanti kematian
Atau ada keajaiban?
Tapi sudah lama sekali Jo sakitnya hidup dalam kesakitan.
Seperti menjejali jalanan rusak yg panjang. 
Sedih sekali kan Jo, semoga kau menikmati jalanmu.
Tidak seperti aku yang lelah
Menanti ujung jalan yang tersembunyi.

Sabtu, 02 Juni 2018

Tuhan (1)

Tuhan, inilah kali kesekian
Kuabaikan lagi pertemuan
Intim kita.

Tuhan, wanita paling menyedihkan 
Di dunia ini adalah aku
Tak tau kemana mengadu
Kala masalah besar membelenggu
Padahal ada Engkau.

Tuhan, wanita paling jahat itu aku.
Segala pemberianmu yang Tak jemu jemu
Tak ku kenang dan menghilang semu
Dari fikiranku timbul berbagai keluh
Masalah demi masalah bagai candu
Menusuk hati yang selalu cemburu
Pada hidup orang lain yang lebih selalu
Harusnya hati kecilku tahu
Betapa banyak yang Engkau,
Beri. cuma cuma di hidupku.
Lewat masalah ini Kau mengajari
Adayang lebih berharga dari apapun bahkan materi;
cinta dan lawatan tanganmu ditiap perih menghujam.

Tuhan di sekelumit beban dan persoalan ini 
telah kutemukan Kau 
Mengetuk pintu dan menyamar menjadi sesamaku,
keluargaku, temanku, sahabatku,
bahkan orang yang tak kukenal.
Membawa bala bantuan.

Tuhan, di sudut kamarku aku mendesah.
Mengapa aku masih juga lelah
Berdoa kepadaMu setiap waktu..

(Bait sederhana untuk Tuhan, dari wanita kelabu yang dungu; Aku.)
.
.

Sabtu, 25 November 2017

"(d)(o)(a)"

Aku sedang menarik ulur hati sendiri
Memastikan cinta ini tidak berlebih
Memastikan doa doa ini murni dan gigih
Agar kelak jarak dan perpisahan hanyalah
Sebuah godaan kecil-kecilan
Yang tidak melunturkan rasa cinta
Yang tidak melukai hati kita
Agar kelak doa doa yang menyatukan kita.
Sebab aku akan segera pergi
melepas kota ini dan melipat kenangannya
dalam tatakan album merah muda
Meski dengan tanda tanya
Apa yang hatimu fikirkan saat ini,
Entahlah aku masih saja setia di balik layar tivi
Menyaksikanmu tanpa pernah berani
Mengetuk pintu dan permisi masuk ke hati

Aku masih percaya cinta itu rahasia Tuhan yang tak bisa
Kita tebak tebak seperti apa ujungnya
Karena itu ingin kutangkap kau dengan doaku sambil menjaga hati
Adakah kuasa yang lebih hebat dari doa?
"Silahkan kita renungkan dalam hati"

                                                     _s.s_





 #sajakliar
#maribersajak
 #poem
#writings
#doa

Sabtu, 02 September 2017

(Puisi) Malam Minggu Merah Jambu


Malam menghadiahkan miliaran bintang bagi sepasang mata kita
Rerumputan hijau di pekaranganmu mempersilahkan dirinya
Menopang pundak kita yang rebah bagai sepasang pengantin yang lelah
Lalu semilir angin mengusir segala gundah kita
Kala itu matamu yang biru menatapku lama bagai insan jatuh cinta
Sedang sepasang mataku sibuk menatap bintang dan tak jua bernyali
Menegadah ke arahmu
sebab sinar matamu jauh lebih kemilau dari bintang

Lalu keheningan beranjak pergi kau menghadirkan detik-detik mendebarkan
Kala syahdu suaramu membuka
percakapan kita yang keluyuran
Kita menggerogoti setiap aspek kehidupan lalu kau
Mengiringku dengan sebuah pertanyaan:
“Bolehkah aku jadi bintang di hatimu, Din?”
Bagiku itu pertanyaan terindah dari pria paling baik hati sepertimu.

Malam itu malam minggu merah jambu yang syahdu
Aku slalu mengenangnya lebih dari apapun,
Sebab kala itu telah kau nyatakan
tiga kata ajaib yang slalu kutunggu-tunggu
“Kau slalu lebih indah dari bintang bagiku, John”
Ingin kukatakan padamu begitu tapi aku malu.

Aku menatap matamu yang biru lalu menjawab tanyamu
lewat senyuman di mata dan hatiku. Lalu kulihat matamu tertawa
kau bisa membaca hatiku seperti aku mengerti hatimu
dan hati kita bisa pulang bergandengan malam itu
kita membuang almamater jomblo kita di persinggahan jalan
lalu tiba-tiba hujan lebat datang, sepertinya doa para jomblo terkabulkan
kita terperangkap di sebuah halte berduaan, tapi kau tidak merangkulku
seperti drama korea yang sedikit emosional. Kita hanya berdiri bersebalahan
sambil saling menatap, hati kita bicara hingga hujan reda.
kau mengiringku ke rumah dan senyummu yang indah menutup jumpa kita.
Lalu aku rebah tapi kau datang lagi ke mimpiku.
Sungguh malam minggu merah jambu yang indah.

Susianna Br Siahaan
(Just fictiv haha)

Selasa, 15 Agustus 2017

(Puisi) Hujan dan Dirimu

Related image
natasyafadillah.wordpress.com

Aku mencintai hujan dan dirimu
Sesekali aku lupa membedakan hujan dan dirimu
Keduanya mengalirkan deras air cinta ke danau hatiku

Sesekali kukira kau adalah hujan
Sebab cintamu jatuh satu satu mencumbu muka danauku
Yang diam.

Sesekali aku sengaja menyebutmu hujan
Sebab kau kesejukan yang jatuh dari langit dan,
mendarat di liat hatiku seperti hujan.



(Aku tahu kamu pria yang sangat tidak peka, semoga kelak kamu tahu puisi ini kutulis untukmu)

Adakah Single Sebuah Kesalahan?



Bila single adalah sebuah kesalahan
Maka akulah penyandangnya tiap musim
Tapi itu teori bibir tipismu saja teman
Bulanpun sendirian tanpa pasangan
Padahal dia lebih cantik dariku
Jauh. Bahkan lebih cantik darimu
Walau ia sendiri wajahnya slalu bercahaya
Semua mencintainya tapi dia memilih sendiri


Adakahkah single adalah sebuah kesalahan?
Kau menggandeng kekasihmu namun
Mata hatinya keluyuran mencari yang lain
Detik ini kau kembali sendiri merenungi sepi
Tapi single yang kusandang berjalan-jalan
Menikmati keramaian sesekali menjelajahi inti kesunyian 
Teman, kau perlu belajar pada sepi
Pada single dan kesendirian
Sebab di sana kau menemukan dirimu yang
Telanjang tanpa ditutupi basa-basi
Kekasih seringkali membuatmu lupa diri
Kadang membuatmu rapuh dan tak mampu mandiri 
Jangan jadikan single sebuah kesalahan, Teman
Sebab di sana kau belajar dengan kewalahan
Memahami potensi dan kekuatan diri
Belajar menjadi mandiri dan membangun harapan
Tanpa bergantung pada yang lain.

Senin, 31 Juli 2017
18:08:13


Minggu, 23 Juli 2017

Kata Tuhan Tak Ada yang Mustahil

Walaupun Tuhan katakan tak ada yang mustahil, kita selalu saja khawatir. Penyebabnya sudah jelas karena kita tidak pernah condong mendengarkan kata Tuhan. Tuhan seperti terlalu jauh dan abstrak untuk didengarkan, karena itu kita selalu lebih mendengar suara orang yang pesimis di sekeliling kita dibanding suara Tuhan.
Aku mau berbagi tentang klimaks kehidupanku sepanjang 22 tahun usiaku yang muncul di dua bulan belakangan ini. Aku amat sangat mengharapkan suatu hal yang bagi semua orang di sekelilingku adalah mustahil. Hal itu sangat berarti bagiku, yang membuatku mungkin akan drop jika tidak meraihnya. Walaupun seakan tidak ada harapan aku slalu berjuang dan berharap aku bisa menggapainya. Ini tentang mimpiku, mimpi yang dilatarbelakangi keterdesakan ekonomi, kemelut kehidupan dan persoalan keluarga yang kompleks. Aku anak pertama yang payah, karena kuliahku adik-adikku terpaksa menyimpan mimpinya dalam hatinya, mereka memilih mengikhlaskan mimpinya pergi karena biaya. Aku anak pertama yang payah, hingga akhir kuliahku di rantau aku tidak bisa beri apa-apa selain harapan, yang bagi mereka hanyalah sekedar kata manis di awal hari yang akan segera sirna tanpa terwujud.
Ini tentang mimpi yang dalam hatiku harus terwujud walau sulit dan mustahil jalannya. Aku memendamnya sendiri karena tidak ada yang percaya aku mampu mewujudkannya. Hanya Tuhan yang tahu betapa keras dan gigihnya aku memohon dan berjuang meraihnya. Berkali-kali hatiku yang lembut dan sensitif ini menangis dan hujan di sekujur tubuhku mengalir deras lalu kering sisakan bau tak tertandingi. Dan kala itu hanya ada satu hal yang membuatku terus berjuang dan bertahan. Firman Tuhan yang mengatakan “Tak ada yang mustahil” itu yang meyakinkanku kalau Tuhan akan tunjukkan jalan dan akan menuntun sampai akhir. Hingga akhirnya hari itu tiba, aku meraih gelar S.Pd ku dengan nilai A, sungguh aku yang kecil ini bisa sampai pada titik ini semua karna Tuhanku yang besar teman, aku jadi semakin yakin pada ayat yang mengatakan: Jika kamu meminta sesuatu kepada Tuhan dalam doamu percayalah kamu telah menerimanya makan hal itu akan diberikan padamu. Artinya kita butuh iman untuk membuat mimpi kita nyata.
Banyak orang sukses di luar sana, tapi slalu ada bedanya orang yang tidak mengandalkan Tuhan dengan orang yang berharap penuh dan mengandalkan Tuhan. Bedanya terletak pada semangatnya, pengharapannya, caranya bertahan di saat tak ada jalan, prosesnya meraih impiannya, motivasinya dan tujuan akhir pencapaiannya serta hasil akhir yang diperolehnya. Orang yang mengandalkan Tuhan punya harapan yang teguh dan sempurna, niatnya baik, tujuannya untuk kebaikan orang lain bukan dirinya saja, ia slalu menemukan harapan di tengah ketidakmungkinan, badai akan menjadikannya semakin menyadari betapa lemahnya dirinya dan betapa kuatnya Tuhan, dan saat mimpinya terwujud ia mempersembahkannya untuk Tuhan, lebih lagi hasil dari jerih lelahnya adalah iman yang semakin teguh, tahan uji, dan kematangan rohani yang membuat dirinya slalu tampil beda dengan dunia.
Seberat apapun bebanmu hari ini ingatlah pesanku ini: “Kita bisa sandarkan mimpi kita pada Tuhan yang besar dan mahakuasa, maka kita yang kecil ini akan diperlengkapi hingga dalam keadaan apapun kita bisa tetap positif dan hidup berkualitas dalam setiap pencapaian kita.
Tanamkan ini jauh di lubuk hatimu: “Tak ada yang mustahil bagi Tuhan.”

Medan, 02 Juli 2017. About: pengerjaan skripsi s/d sidang meja hijauku.

By: Susianna Siahaan

Minggu, 02 Juli 2017

(Puisi) Sebagai Kakak.




Sebagai kakak,
Ingin kuarungi samudra dan ku bawa pulang
Semua ikan terbaik di dunia untukmu sayang
Adikku yang tercinta jangan tanya lagi mengapa
Aku belum juga kembali bukan berarti aku lupa
Betapa banyak beban yang telah kalian tanggung sendirian.

Adikku, tersenyumlah walau harimu mendung,
Berdirilah tegar walau kakimu gemetar
Sebab sekarang aku masih kakak pecundang
Tak hadir sebagai penopang bagi kalian

Adikku, jangan tanya lagi bagaimana cinta
Aku mengasihimu walau aku tak jua bisa
Mempersembahkanmu apapun selain doa

Adikku percayalah, kelak akan kuciptakan bagimu
Hari-hari bahagia dan pertemuan-pertemuan yang indah
Atas kehendak Tuhan akan kuupayakan segalanya
Untuk masa depan dan kebahagiaanmu kelak
kau akan berterimakasih beryukur kepada Tuhan tuk

pertamakalinya setiap malamnya karena seorang Kakak.

Selasa, 18 April 2017

Menunggumu di Gerbang kala Hujan menyerang



Hai pria yang hobbinya berlari-lari di hatiku,
Sejak kemarin kau menjauh pergi kemanakah?
Aku menunggumu di gerbang kala hujan menyerang
Dulu katamu hujan badaipun takkan jadi penghalang
Sekarang kau malah kalah pada hujan, parah
Aku benci hujan dan dirimu,
Yang selalu datang dan pergi sesukanya.


Sabtu, 25/03/2017.