Walaupun
Tuhan katakan tak ada yang mustahil, kita selalu saja khawatir. Penyebabnya
sudah jelas karena kita tidak pernah condong mendengarkan kata Tuhan. Tuhan
seperti terlalu jauh dan abstrak untuk didengarkan, karena itu kita selalu
lebih mendengar suara orang yang pesimis di sekeliling kita dibanding suara
Tuhan.
Aku
mau berbagi tentang klimaks kehidupanku sepanjang 22 tahun usiaku yang muncul
di dua bulan belakangan ini. Aku amat sangat mengharapkan suatu hal yang bagi
semua orang di sekelilingku adalah mustahil. Hal itu sangat berarti bagiku,
yang membuatku mungkin akan drop jika
tidak meraihnya. Walaupun seakan tidak ada harapan aku slalu berjuang dan
berharap aku bisa menggapainya. Ini tentang mimpiku, mimpi yang
dilatarbelakangi keterdesakan ekonomi, kemelut kehidupan dan persoalan keluarga
yang kompleks. Aku anak pertama yang payah, karena kuliahku adik-adikku
terpaksa menyimpan mimpinya dalam hatinya, mereka memilih mengikhlaskan
mimpinya pergi karena biaya. Aku anak pertama yang payah, hingga akhir kuliahku
di rantau aku tidak bisa beri apa-apa selain harapan, yang bagi mereka hanyalah
sekedar kata manis di awal hari yang akan segera sirna tanpa terwujud.
Ini
tentang mimpi yang dalam hatiku harus terwujud walau sulit dan mustahil
jalannya. Aku memendamnya sendiri karena tidak ada yang percaya aku mampu
mewujudkannya. Hanya Tuhan yang tahu betapa keras dan gigihnya aku memohon dan
berjuang meraihnya. Berkali-kali hatiku yang lembut dan sensitif ini menangis dan
hujan di sekujur tubuhku mengalir deras lalu kering sisakan bau tak tertandingi. Dan kala itu hanya ada satu hal yang membuatku terus berjuang dan
bertahan. Firman Tuhan yang mengatakan “Tak ada yang mustahil” itu yang
meyakinkanku kalau Tuhan akan tunjukkan jalan dan akan menuntun sampai akhir.
Hingga akhirnya hari itu tiba, aku meraih gelar S.Pd ku dengan nilai A, sungguh
aku yang kecil ini bisa sampai pada titik ini semua karna Tuhanku yang besar
teman, aku jadi semakin yakin pada ayat yang mengatakan: Jika kamu meminta
sesuatu kepada Tuhan dalam doamu percayalah kamu telah menerimanya makan hal
itu akan diberikan padamu. Artinya kita butuh iman untuk membuat mimpi kita
nyata.
Banyak
orang sukses di luar sana, tapi slalu ada bedanya orang yang tidak mengandalkan
Tuhan dengan orang yang berharap penuh dan mengandalkan Tuhan. Bedanya terletak
pada semangatnya, pengharapannya, caranya bertahan di saat tak ada jalan, prosesnya
meraih impiannya, motivasinya dan tujuan akhir pencapaiannya serta hasil akhir
yang diperolehnya. Orang yang mengandalkan Tuhan punya harapan yang teguh dan
sempurna, niatnya baik, tujuannya untuk kebaikan orang lain bukan dirinya saja,
ia slalu menemukan harapan di tengah ketidakmungkinan, badai akan menjadikannya
semakin menyadari betapa lemahnya dirinya dan betapa kuatnya Tuhan, dan saat
mimpinya terwujud ia mempersembahkannya untuk Tuhan, lebih lagi hasil dari
jerih lelahnya adalah iman yang semakin teguh, tahan uji, dan kematangan rohani
yang membuat dirinya slalu tampil beda dengan dunia.
Seberat
apapun bebanmu hari ini ingatlah pesanku ini: “Kita bisa sandarkan mimpi kita
pada Tuhan yang besar dan mahakuasa, maka kita yang kecil ini akan
diperlengkapi hingga dalam keadaan apapun kita bisa tetap positif dan hidup
berkualitas dalam setiap pencapaian kita.”
Tanamkan
ini jauh di lubuk hatimu: “Tak ada yang mustahil bagi Tuhan.”
Medan, 02 Juli
2017. About: pengerjaan skripsi s/d sidang meja hijauku.
By: Susianna
Siahaan