Sabtu, 02 September 2017

(Puisi) Malam Minggu Merah Jambu


Malam menghadiahkan miliaran bintang bagi sepasang mata kita
Rerumputan hijau di pekaranganmu mempersilahkan dirinya
Menopang pundak kita yang rebah bagai sepasang pengantin yang lelah
Lalu semilir angin mengusir segala gundah kita
Kala itu matamu yang biru menatapku lama bagai insan jatuh cinta
Sedang sepasang mataku sibuk menatap bintang dan tak jua bernyali
Menegadah ke arahmu
sebab sinar matamu jauh lebih kemilau dari bintang

Lalu keheningan beranjak pergi kau menghadirkan detik-detik mendebarkan
Kala syahdu suaramu membuka
percakapan kita yang keluyuran
Kita menggerogoti setiap aspek kehidupan lalu kau
Mengiringku dengan sebuah pertanyaan:
“Bolehkah aku jadi bintang di hatimu, Din?”
Bagiku itu pertanyaan terindah dari pria paling baik hati sepertimu.

Malam itu malam minggu merah jambu yang syahdu
Aku slalu mengenangnya lebih dari apapun,
Sebab kala itu telah kau nyatakan
tiga kata ajaib yang slalu kutunggu-tunggu
“Kau slalu lebih indah dari bintang bagiku, John”
Ingin kukatakan padamu begitu tapi aku malu.

Aku menatap matamu yang biru lalu menjawab tanyamu
lewat senyuman di mata dan hatiku. Lalu kulihat matamu tertawa
kau bisa membaca hatiku seperti aku mengerti hatimu
dan hati kita bisa pulang bergandengan malam itu
kita membuang almamater jomblo kita di persinggahan jalan
lalu tiba-tiba hujan lebat datang, sepertinya doa para jomblo terkabulkan
kita terperangkap di sebuah halte berduaan, tapi kau tidak merangkulku
seperti drama korea yang sedikit emosional. Kita hanya berdiri bersebalahan
sambil saling menatap, hati kita bicara hingga hujan reda.
kau mengiringku ke rumah dan senyummu yang indah menutup jumpa kita.
Lalu aku rebah tapi kau datang lagi ke mimpiku.
Sungguh malam minggu merah jambu yang indah.

Susianna Br Siahaan
(Just fictiv haha)